Minggu, 25 November 2012

Suara kompilasi I untuk masteran kacer, cucak ijo dan murai batu: Dengar-download


kaceromkicauKompilasi dari suara burung cililin, cucak cungkok, cucak jenggot, gereja tarung, jalak, jangkrik, kenari, lovebird, platuk hairy, siri-siri, sogok ontong, walet dan dikombinasi dengan air ini saya upload memenuhi permintaan sejumlah sobat yang disampaikan pada kolom komentar artikel Anda perlu mixing atau konversi suara burung? Om Kicau siap bantu…..
Suara masteran ini bisa Anda gunakan untuk mengisi burung kacer dan cucak hijau, serta murai batu yang memiliki tipe suara ngerol, atau burung lain. (Lihat referensinya pada artikel-artikel tentang pemasteran).
Untuk memudahkan Anda mendengar dan mendownload suara masteran ini, saya buatkan list suara burung apa saja yang saya kompilasi serta hasil kompilasinya. Hasil kompilasi ada dua macam. Pertama adalah suara satu burung disela dengan suara air, disusul suara burung lain, suara air dan seterusnya. Sedangkan kompilasi lain adalah suara burung satu disusul suara burung lain tanpa suara air.
Silakan Anda dengar dan download pada link di bawah ini (KLIK SAJA).
Catatan: Beberapa bahan dasar suara burung ini pernah saya upload dan saya edit dengan mengurangi suara berisik dan suara jeda serta saya berikan efek fade-out sehingga pada akhir setiap suara burung tidak seperti suara terpenggal, tetapi makin lama makin menghilang.
Cililin untuk kacer, murai, cucak hijau omkicau.com
Cucak cungkok untuk kacer, murai, cucak hijau omkicau.com
Cucak jenggot untuk kacer, murai, cucak hijau omkicau.com
Gereja tarung untuk kacer, murai, cucak hijau omkicau.com
Jalak untuk kacer, murai, cucak hijau omkicau.com
Jangkrik untuk kacer, murai, cucak hijau omkicau.com.mp3
Kenari untuk kacer, murai, cucak hijau omkicau.com.mp3
Lovebird untuk kacer, murai, cucak hijau omkicau.com.mp3
Platuk hairy untuk kacer, murai, cucak hijau omkicau.com.mp3
Siri-siri untuk kacer, murai, cucak hijau omkicau.com.mp3
Sogok ontong untuk kacer, murai, cucak hijau omkicau.com.mp3
Walet untuk kacer, murai, cucak hijau omkicau.com.mp3
Kompilasi suara masteran part 1 omkicau.com.mp3
Kompilasi suara masteran plus air part 1 omkicau.com.mp3

Tips memilih burung kacer

Popularitas kacer dada putih belakangan ini terus meningkat pesat. Di berbagai lomba di semua blok, hampir selalu dipenuhi peserta. Bahkan panitia atau EO yang menggelar lomba- lomba kecil setingkat latber pun berani membuka sampai dua kelas, kalau evennya sedikit besar berani membuka sampai tiga kelas. Kelas kacer juga termasuk kelas yang tiketnya biasanya akan habis duluan.



tips memilih kacer dada putih
Tips memilih kacer dada putih
Di Sumatera dan Kalimantan, popularitas kacer bahkan lebih tinggi lagi. Burung-burung terbaik di Jawa biasanya akan dipindah ke sana. Untuk menjadi burung terbaik, tentu saja membutuhkan treatmen dan perlakuan tertentu. Selain dasar karakter burung seperti sifat fighter, mental kuat, power tidak lembek, lagu panjang-panjang dan nafas kuat, untuk menjadi juara juga memerlukan tambahan materi yang sifatnya bisa didatangkan dari luar atau eksternal si burung.
Itulah variasi lagu yang bisa dimasukkan melalui burung-burung master. Salah satu tambahan poin yang bisa menentukan burung menjadi juara memang variasi lagunya. Di lapangan di antara suara-suara kacer yang dianggap standar, bila juri mendengar suara yang dianggap unik dan beda dari yang lain bisa menjadi nilai tambah dan menentukan.
Itu sebabnya selain perawatan yang sifatnya merupakan stelan agar mau nampil di arena lomba, pemberian master juga menjadi faktor yang sangat penting. Bila masternya pas burung juga mau dan suka dengan lagu master tersebut sehingga sering dinyanyikan secara periodik dan cara yang merdu niscaya menjadi nilai lebih tersendiri.
Jenis burung apa saja yang biasa dimastefikan untuk kacer dada putih dan bagaimana cara memasterya agar bisa merasuk dengan baik. lnilah pengalaman sejumlah perawat handal kacer yang berhasil disarikan Agrobis Burung.
Suara burung yang dianggap bagus untuk memaster kacer dada putih, di antaranya adalah jenis lovebird, gereja tarung, platuk, srindit sampit, kolibri. Ada pula yang memberikan suara cendet dan glatik.
Model memaster macam-macam. Ada burung yang suka dikerubungi burung master beberapa sekaligus. Namun ada pula burung yang minta didekati suara master satu satu per satu. Artinya, kalau diberi master satu jenis suara sudah masuk kemudian ditambah suara jenis lainnya.
Pemasteran paling efektif dilakukan pada saat burung sedang mabung. Namun, dalam keseharian akan sangat baik kalau selalu mendengar suara master, baik ketika dijemur atau dianginkan, maupun ketika sedang istirahat/tidur.
Ketika setiap saat seperti diindoktrinasi dengan suara tertentu yang kita kehendaki, apalagi bila kita paham karakter suara yang disukai oleh si burung maskot, tentu hasilnya akan lebih baik. Ketika berlomba, suara-suara itu kemudian akan dia keluarkan juga. Kira-kira seperti itu logikanya.
Ciri kacer dada putih fighter
Kacar dada putih secara umum memang lebih fighter ketimbang kacer hitam (kacer Jawa). Itu sebabnya kacer dada putih memang mendominasi di lapangan lomba. Tentu saja faktor ketersediaan di pasar yang jauh lebih banyak juga ikut menjadi faktor.
Sejumlah kicaumania kawakan mencoba membagikan ilmu yang dasarnya adalah “titen” atau berdasarkan pengamatan yang cukup lama. Mereka telah mengumpulkan sejumlah ciri-ciri fisik yang bisa dijadikan patokan untuk memperkirakan apakah kacer tersebut kelak Aakan fighter atau mau tarung atau tidak.
Burung yang fighter dan juara, memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut: Bulu kelihatan kering, tapi bersih dan gilap. Artinya kalau kita menjumpai burung kacer dada putih tapi bulunya kurang bernada kering, biasanya kurang flghter. Mata melotot atau medolo, sampai seperti mau keluar dari dalam kelopaknya.
Mata yang melotot akan terkesan garang, juga awas dalam mengamati sekitarnya. Kalau kita menjumpai kacer dada putih yang matanya kurang melotot, sehingga terlihat lembut dan kalem, bisa diperkirakan si burung kurang tarung.
Bagian paruh terlihat lurus, belahannya memanjang hingga ke belakang sampai mau ke bagian leher atau tenggorokan atau sampai di bawah mata. Jenis yang seperti ini biasanya memiliki volume yang dahsyat dan tembus. Jenis yang seperti ini bisa membuka paruh lebih lebar dari yang belahannya lebih pendek.
Postur badang kecil memanjang, tidak pendek. Kemudian perhatikan bagian ekor, biasanya kempal atau ngumpul, dan tidak mekar atau membuka.
Kacer dada putih bisa dipelihara baik di daerah panas maupun dingin. Paling-paling bila baru pindah, memerlukan sedikit waktu untuk adaptasi.
Menghindari mbagong atau mbedesi
Salah satu kelemahan atau tabu bila kita melombakan kacer adalah mbedesi atau mbagong. Kalau kita punya kacer dan mbagong …. aduhhh malu sekali rasanya. Biasanya akan ditertawakan dan dijadikan bahan ejekan teman-teman, meskipun hanya terjadi di latihan.
Menurut banyak pemain kacer, burung kacer mbagong disebabkan karena beberapa hal. Salah satunya adalah karena kalah mental. Selain itu, juga karena kelelahan. Burung yang di bagian awal tampil sangat baik, bila sedang tidak fit dipaksakan, maka ketika kelelahan biasanya juga mbagong.
Sehebat-hebatnya kita punya kacer, kalau di akhir-akhir penilaian kemudian mbagong, hampir pasti tidak bisa mendapatkan bendera koncer. Mbagong atau mbedesi benarbenar faktor yang bisa menghilangkan semua sisi-sisi baik lainnya.
Sejumlah orang mencoba melakukan berbagai terapi untuk secara perlahan menghilangkan kebiasaan buruk ini. Misalnya dengan mandi pasir. Caranya, kita ayak pasir halus, kemudian bisa dimasukkan ke bak keramba, kemudian kacer dimasukkan ke keramba.
Cara lain juga bisa dilakukan, tapi sedikit berisiko. Yaitu pasir ditaruh di atas tanah secara merata. Kemudian sangkar ditaruh di bagian atasnya, lantas bagian lantai sangkar ditarik. Jadilah lantai burung langsung terbuka atau terhubung dengan pasir yang sudah ditabur di atas tanah. Pastikan sangkar tidak roboh, karena itu biasanya diberi beban supaya kalau tersenggol secara tidak sengaja, atau kena angin, tidak roboh atau bergeser. Sebab kalau sampai terjadi, burung bisa terbang bebas.
Pada saat mandi pasir burung juga punya kesempatan untuk ngasin. Tapi, di jaman sekarang ngasin bisa dilakukan dengan cara langsung diberi asinan khusus untuk burung berkicau yang produknya juga ada di pasaran, meskipun tidak selalu mudah mendapatkannya. (Agrobis Burung)
  
Pastikan BirdMineral sebagai asinan burung kacer Anda agar tampil maksimal di arena lomba, dan pastikan BirdPower untuk menambah nafas panjang dan stamina.

Sabtu, 24 November 2012

Hilangkan kebiasaan salto pada cendet ala Aryo Gresik



burung-cendet-thumnailSalah satu kebiasaan buruk yang diperlihatkan burung cendet adalah salto. Karakter ini jelas akan mengurangi nilai dalam penjurian ketika berada di lapangan yakni nilai jelek pada performa burung.
Sebagus apapun kualitas suara cendet, jika diiringi dengan salto, maka hal itu tidak ada guna dan manfaatnya. Peluang untuk menang akan sangat tipis. Lantas apa yang harus dilakukan agar cendet yang sudah memiliki kualitas suara bagus namun diperburuk oleh karakter tersebut.
Aryo, mania cendet asal Menganti Gresik memiliki resep yang bisa digunakan dan mungkin diterapkan oleh mania cendet lain menghadapi masalah yang sama.
“Salto pada cendet memang tidak bisa dihilangkan, sebab itu sudah menjadi karakter yang hamper dimiliki oleh setiap burung cendet. Namun setidaknya kita bisa memiriimalisir salto tersebut sehingga burung bisa lebih tenang dan memiliki kebiasaan yang sedikit bisa terkontrol,” papar Aryo.
Dirinya mengukur tingkat kebiasaan burung dalam hitungan menit. Jika ada cendet yang terbiasa salto sebanyak 10 kali lebih dalam hitungan lima menit, maka dengan resep ini jumlah salto bisa dikurangi menjadi satu sampai dua kali saja dalam hitungan waktu yang sama.
Full kerodong
Kunci dalam mengurangi kebiasaan salto adalah kerodong. Setiap hari diupayakan cendet harus dalam kondisi kerodong. Fungsi kerodong sebenarnya agar burung bisa lebih tenang. Semakin sering rentang waktu burung tenang karena dikerodong, maka tingkat saltonya akan bisa dikurangi.
Jika memang tidak mendesak, usahakan agar kerodong tetap menempel pada sangkar burung. Karena jika sering dibuka, maka kondisi burung akan semakin parah kebiasaan saltonya. Apabila itu terjadi maka proses pemulihan akan membutuhkan waktu lebih lama lagi. Itu artinya bahwa burung tidak bisa lagi diturunkan di arena.
Pada saat dijemurpun kerodong harus tetap berada pada posisi semula, tidak boleh dibuka dengan alasan apapun. Namun berikan ruang sirkulasi udara dengan membuka bagian resleting. Penjemuran cukup dilakukan selama lebih kurang tiga jam.
Sebelum burung dijemur harus dimandikan seperti biasanya. Nah hanya pada saat inilah kerodong dilepas dari sangkar, selanjutkan dipasang kembali.
Tingkat birahi tinggi
Salto, menurut Aryo adalah imbas dan sifat cendet yang terbilang sebagai burung fighter. Sehingga di manapun dan kapanpun cendet akan selalu melakukan gerak fighternya. Terlebih jika tingkat birahi dan cendet itu sendiri begitu tinggi, maka salto akan menjadi dampak yang kurang menguntungkan.
Pemberian menu makan seperti jangkrik, juga harus dikurangi sebanyak separuh jumlahnya. Jika sebelumnya jangkrik diberikan sebanyak sepuluh ekor, maka dikurangi merijadi lima ekor.
Tambahkan ulat bumbung atau krodo sebagai menu extra. Jika rutinitas seperti ini bisa dilakukan dengan normal, maka dalam hitungan kurang lebih satu bulan, burung akan bisa kembali diturunkan di arena dengan performa yang lebih bagus.
Namun perlu diingat juga bahwa kerodong harus tetap diterapkan sepanjang perjalanan karier sang cendet.

Utak-atik jangkrik jelang lomba bisa dongkrak prestasi kacer


Dalam perawatan harian, burung kacer sebenarnya hanya membutuhkan jangkrik dalam jumlah sedikit, yaitu 3 ekor pada pagi hari dan 2 ekor di sore hari. Tetapi beberapa hari menjelang lomba, diperlukan utak-atik porsi pemberian jangkrik agar pada hari-H (saat lomba) bisa menampilkan penampilan puncaknya. Mau tahu?
Porsi Jangkrik untuk Burung Kacer Menjelang LombaPorsi 3-2 merupakan setelan harian yang dianjurkan Om Kicau (cek di sini), meski ada juga kicaumania yang melakukan modifikasi, misalnya 3-3. Pola 3-3 antara lain dilakukan Mr. Parno (Nganjuk) yang sukses besar dalam merawat Boboho.
Perbedaan porsi pemberian jangkrik tentu bisa dipahami, mengingat karakter dasar dari setiap individu kacer tidak selalu sama. Jadi, kuncinya adalah sejauhmana kicaumania mengetahui karakter dasar dari burung yang dipeliharanya.
Pemberian jangkrik sebagai ekstra fooding (EF) untuk burung berkicau sangatlah penting, sama pentingnya dengan EF lainnya seperti kroto dan ulat hongkong. Tetapi porsi pemberian jangkrik pun berbeda-beda menurut spesiesnya. Sebagai perbandingan, jika kacer menggunakan pola 3-2, maka murai batu 4-2, anis kembang 2-1, dan sebagainya.
Menjelang lomba, porsi pemberian jangkrik juga mengalami perubahan dalam rangka menggenjot birahi burung yang hendak berlaga. Dengan birahi tinggi atau memuncak, burung secara naluriah akan berusaha memanggil betina (yang sebenarnya belum tentu ada) dengan cara berkicau. Makin birahi, makin gacor pula suaranya.
Pola pemberian jangkrik yang umum dilakukan menjelang lomba adalah 5-5, terutama pada H-3 hingga H-1. Pada hari perlombaan, Minggu, kacer diberikan 3-5 ekor jangkrik lagi. Jika harus turun di beberapa kelas, maka setiap mau berlomba ditambahkan dua ekor jangkrik lagi.
Berkreasi Sendiri
Om dan Tante tentu bisa berkreasi sendiri, dengan catatan modifikasi yang diberikan tidak memiliki efek negatif terhadap burung. Tentu hal ini baru dapat dilihat hasilnya setelah lomba. Jika hasilnya positif, hal itu bisa diterapkan untuk perawatan menjelang lomba yang lain.
Kreasi atau modifikasi ini juga bisa dijadikan resep jitu untuk burung A, meski dengan resep yang sama belum tentu memberikan hasil yang sama pula terhadap burung B, C, dan seterusnya. Sekali lagi, semuanya disesuaikan dengan karakter dasar dari masing-masing  burung yang ditangani.
Salah satu kreasi yang membuahkan sukses besar adalah apa yang dilakukan Mr. Parno, sebagaimana dituturkannya kepada Tabloid Agrobur.
“Sehari menjelang lomba (H-1), atau hari Sabtu, saya biasa memberikan jangkrik sebanyak 15 ekor,” ujar Mr. Parno. Sayangnya, tidak dijelaskan berapa porsi pagi dan sore hari. Umumnya pemberian jangkrik pagi hari lebih banyak daripada sore hari, jadi silakan utak-atik sendiri.
Resep lainnya adalah menjauhkan posisi (sangkar) kacer dari burung-burung lainnya, terutama sesama kacer. Hal ini untuk mencegah terjadinya “perang sebelum tanding”. Kalau kacer sudah fight sebelum lomba dimulai, dikhawatirkan energinya sudah jauh terkuras, dan malah loyo saat lomba yang sebenarnya dimulai.
Untuk perawatan harian, Mr. Parno hanya memberikan 3 ekor jangkrik pada pagi hari, dan 3 ekor lagi pada sore hari. Voer yang biasa digunakannya adalah Topsong. Ritual mandi dan jemur dilakukan dua kali, pagi dan sore. Tetapi penjemuran tidak perlu terlalu lama, secukupnya saja.
Dengan perawatan seperti itulah, beberapa kacernya sukses di berbagai lomba. Boboho, misalnya, belum lama ini menjadi bintang di even Danbrig 6/2 Kostrad Solo (21/10), juara IKPBS  Solo, dan runner-up Walikota Cup Salatiga. Anda punya pengalaman lain dalam mengutak-atik porsi jangkrik untuk kacer menjelang lomba?

Video dan suara cendet cililinan plus modifikasinya: Dengar-download


Video sekaligus suara dalam format MP3 dari burung cendet bersuara cililin ini saya upload memenuhi permintaan Om Yan pada kolom komentar artikel Anda perlu mixing atau konversi suara burung? Om Kicau siap bantu…. Video aseli yang saya cari dengan kata kunci “cendet cililinan” di youtube.com pada bagian depan dan tengah masih ada suara orang yang cukup mengganggu. Untuk video dan suara yang saya upload di sini sudah saya hilangi beberapa bagian yang mengganggu tersebut.
Coba lihat video editan berikut ini:

Hasil konversi video ke audio di atas bisa Anda dengar berikut ini:


Ditambah suara lovebird dan gereja tarung
Seperti Anda dengarkan, suara cendet ini bagus pada bagian tertentu tetapi seandainya suara lovebirdnya panjang dan burung gereja tarung tentu lebih asyik. Contohnya adalah hasil kompilasi suara cendet di atas dengan suara lovebird dan saya tambah pula dengan suara burung gereja. Coba dengar:
 

 
Ditambah suara burung kenari:
Karena burung cendet juga bagus membawakan suara burung kenari standar, maka berikut ini (pada bagian belakang) saya tambah dengan suara burung kenari standar.

Nah jadinya beda kan?

Penyebab burung “membisu”



Banyak sekali pertanyaan tentang mengapa burung cuma ngeriwik, atau bunyi cuma pagi hari, atau hanya gacor kalau di rumah tetapi tidak gacor di lapangan, atau sebaliknya cuma gacor di lapangan tetapi tidak gacor di rumah.
Sekali lagi ingin saya tekankan bahwa burung apapun yang gacor dalam “segala cuaca” adalah burung yang tidak sakit secara fisik ataupun mental. Berikut ini saya sebutkan sejumlah kondisi burung yang hanya ngeriwik atau hanya bunyi pada waktu dan tempat tertentu.
1. Burung hanya ngeriwik terus.Burung yang hanya ngeriwik biasanya adalah:
= Burung tua atau pun muda terutama tangkapan hutan. Sebab, meski muda, burung hasil tangkaran biasanya mau gacor. Mengapa? Burung hasil tangkaran besar di lingkungan manusia dan karenanya dia tidak ada kendala takut kepada manusia dan lingkungannya. Sedangkan burung tangkapan hutan, perlu penyesuaian yang lama dengan lingkungan manusia. Dia harus melalui proses penjinakan sehingga cepat beradaptasi.
Kalau Anda memelihara burung tangkapan hutan, kadang perlu waktu berbulan-bulan untuk membuat dia tidak takut lagi dengan manusia. Biasanya, setelah masa mabung barulah dia bisa beradaptasi. Syaratnya, selama waktu itu pula dia ditempatkan di tempat yang relatif ramai, dekat orang rumah berlalu lalang.
Jadi Anda jangan terlalu berharap bahwa burung hasil tangkapan hutan mau gacor dalam waktu singkat sekitar 1-2 bulan. Perlu berbulan-bulan sampai benar-benar tidak takut dengan lingkungan manusia. Dengan demikian, burung yang ngeriwik terus sebenarnya adalah burung yang tidak sehat secara mental, atau mentalnya masih tertekan, dalam hal ini oleh lingkungan yang sama sekali asing bagi dia.
Burung memasuki masa mabung. Burung mabung biasanya hanya ngeriwik-ngeriwik atau bahkan hanya diam sama sekali. Cek saja kalau burung Anda tiba-tiba tidak gacor, ada kemungkinan memasuki masa mabung. Ada bulu-bulu halus mulai berjatuhan.
Burung habis mabung, biasanya juga cuma ngeriwik. Dia tidak mau gacor sebagaimana ketika bekum mabung. Hal itu disebabkan, masa rekondisi pasca mabung memang memerlukan waktu sekitar 1-2 bulan. Tentu hal ini tidak berlaku untuk burung-burung tertentu, yang bahkan dalam kondisi mabung masih tetap gacor. Artinya, secara umum, burung yang baru saja mabung sebenarnya adalah burung yang tidak atau belum sehat secara fisik. Untuk mempercepat kesehatannya pulih, pastikan saja kecukupan nutrisinya.
Burung yang kalah setelah diadu, biasanya juga hanya ngeriwik-ngeriwik terus tidak mau lagi gacor. Kalau hal itu terjadi pada burung Anda, maka burung Anda perlu dikarantina. Sampai kapan? Kadang memerlukan waktu berbulan-bulan untuk memulihkannya, atau biasanya setelah melewati lagi masa mabung. Selama perawatan, Anda jugta perlu memperhatikan kecukupan pakan dan gizinya.
2. Burung hanya gacor pada waktu tertentu.
Ada burung tertentu yang hanya gacor pada pagi hari sementara sisa waktu selanjutnya hanya ngeriwik, atau gacor hanya malam hari, dan sebagainya. Hal itu biasanya berlaku pada burung-burung yang sebenarnya sudah tidak takut lingkungan tetapi belum fit secara fisik, dan bisa juga karena tidak atau belum birahi sepenuhnya. Burung yang birahi, biasanya gacor sepanjang hari. Tentu dalam hal ini Anda harus mengusahakan bagaimana agar burung tersebut bisa birahi.
Burung-burung muda juga punya kebiasaan hanya gacor pada waktu tertentu. Dengan demikian, ini hanya masalah waktu yang menuntut Anda untuk bersabar.
3. Burung hanya gacor di tempat tertentu.
Burung yang hanya gacor di rumah tetapi tidak di arena lomba biasanya disebabkan oleh kondisi tidak fit atau bisa juga karena tidak terbiasa diadu dalam keramaian. Dengan demikian, perlu dilihat dan dikondisikan fisiknya sehingga benar-benar fit dan sementara itu juga dilatih secara rutin tetapi terukur kalau Anda memang pengin punya burung yang mau dan terbiasa gacor di arena lomba atau di keramaian.
Burung yang hanya gacor di arena lomba tetapi tidak gacor di rumah. Burung seperti ini biasanya disebabkan olehkondisi kurang birahi. Dalam kondisi seperti itu, burung hanya birahi ketika dirangsang oleh datangnya “musuh” atau “pesaing” yakni burung lain. Semetara kalau di rumah, di mana tidak ada musuh, dia tidak bersemangat untuk bersuara. Tingkatkan birahinya, itu salah satu kuncinya.
Namun demikian, ada juga burung yang memang sudah punya karakter seperti itu, yakni hanya mau bunyi kalau ada lawannya. Kalau sudah berbicara mengenai karakter, maka tidak ada obat apapun yang manjur.
Yang pasti, dalam kondisi seperti apa burung Anda saat ini, Anda tetap perlu membaca artikel  Rahasia Burung Jawara dan Hormon testosteron pemicu revolusi perawatan burung kicauan.

Waktu ideal untuk menyapih dan meloloh anakan murai batu


Beberapa penangkar pemula murai batu (MB) sering kecewa melihat piyik yang baru disapih dari induknya mati mengenaskan. Hal ini juga kerap dikeluhkan para MB mania yang memiliki piyik dari indukan betina yang dipeliharanya. Mereka ragu dan kapok untuk meloloh anakan MB, sehingga mengambil jalan praktis menyerahkan pengasuhan anakan kepada induknya.
Upaya menyapih dan meloloh anakan murai batu ini sebenarnya memiliki tujuan bagus, yaitu meningkatkan produktivitas indukan dalam menghasilkan anakan-anakan MB selanjutnya. Bagi penangkar, stok anakan adalah jualan utama mereka.
Pertanyaannya, berapa waktu ideal untuk memisahkan anak dari induknya, sehingga kita dapat  mengambilalih peran induk dalam meloloh anaknya? Selain itu, bagaimana metode yang tepat untuk meloloh anakan MB?
Masalah ini sebenarnya sudah dikupas-tuntas dalam artikel Om Kicau (cek Penangkaran Murai Batu, kemudian lihat subjudul Manajemen Anakan). Artikel tersebut bukan hanya menjelaskan manajemen anakan saja, tetapi seluruh bagian terpenting dalam penangkaran murai batu.
Disebutkan bahwa waktu ideal untuk menyapih anakan dari indukan berkisar antara usia 5-10 hari. Yang dimaksud menyapih di sini adalah proses memisahkan anakan dari induknya, yang kemudian diikuti dengan aktivitas meloloh anakan MB tersebut.
Rentang waktu 5-10 hari ini disusun berdasarkan kondisi anakan, serta kesibukan kita selaku pemelihara atau penangkar. Kalau waktu penyapihan kurang dari 5 hari, kondisi anakan masih terlalu lemah.
Bagi yang belum berpengalaman, menyapih piyik terlalu dini memang menyulitkan kita saat melolohkan makanan. Namun beberapa penangkar yang berpengalaman bisa melakukannya pada umur 3-6 hari (penangkar pemula tetap dianjurkan paling cepat 5 hari, sambil belajar mendalami perawatan anakan).
Sebaliknya, jika penyapihan dilakukan setelah anakan berumur lebih dari 10 hari, mata anakan sudah terbuka, sudah bisa melihat lingkungan sekitarnya, serta sudah takut kepada manusia. Bahkan sebagian piyik sudah mulai meloncat-loncat pada umur 10-11 hari. Hal ini tentu sangat menyulitkan kita saat hendak melolohnya, karena mereka sering menolak. Padahal, pada saat yang sama, mereka butuh makan tetapi belum bisa makan sendiri.

Sediakan peralatan pendukung

Piyikan MB dalam Inkubator
Piyikan MB dalam inkubator
Sebelum memisahkan anakan MB, siapkan  wadah seperti kardus, besek, hantaran kecil dari rotan, atau wadah apa saja asalkan bersih dan terbuat dari bahan yang tidak terlalu keras. Wadah ini dilambari dengan bahan yang sama dengan bahan penyusun sarang di kandang penangkaran. Tutup bagian atas dari bahan penyusun sarang itu dengan kapas agar lembut dan tidak melukai anakan MB.
Tempatkan anakan ke dalam wadah tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam kotak inkubator yang bisa dibuat sendiri, atau bisa juga dibeli dari toko perlengkapan burung.
Kotak inkubator buatan sendiri bisa dipasangi lampu pijar 5 Watt, dengan jarak antara lampu dan sarang sekitar 20 cm. Pada umur 5-10 hari, usahakan suhu di dalam boks sekitar 33 – 35 derajat Celcius. Setelah itu dikurangi secara bertahap hingga mendekati suhi kamar (sekitar 30 derajat Celcius).

Bahan makanan dan frekuensi pelolohan

Meloloh Anakan MB
Meloloh Anakan MB
Makanan yang akan dilolohkan pada tahap awal (usia 5-10 hari) adalah kroto yang benar-benar bersih dari kotoran (termasuk bangkai semut). Setiap kali mau dilolohkan, celupkan dulu kroto ke dalam air matang, untuk memudahkan anakan MB dalam menelan makanan.
Makanan ini langsung dilolohkan ke paruh anakan MB, dengan alat bantu berupa penjepit (bisa dibuat dari bilah bambu yang sudah dihaluskan sepanjang 10 cm, kemudian ditekuk jadi dua di bagian tengah).
Frekuensi pelolohan bisa dilakukan setiap jam sekali. Biasanya seekor anakan MB cukup diberi 4-5 butir kroto setiap kali makan. Jika setelah diloloh, namun piyik masih cuap-cuap sambil membuka paruhnya, Anda tetap harus disiplin dengan porsi itu.
Cuap-cuap sambil buka paruh bukan berarti piyik masih lapar. Tetapi matanya belum melek, atau kalau sudah melek masih samar-samar, maka cuap-cuap menjadi salah satu cara bagi piyik untuk berinteraksi dengan lingkungan luar.
Selain itu, organ pencernaan piyik masih labil. Dikhawatirkan jika terlalu kenyak malah bisa berakibat fatal, yaitu kematian pada piyik sebagaimana sering dikeluhkan para penangkar pemula. Piyik yang terlalu kenyang pun bisa mati, karena organ pencernaannya belum berkembang dengan baik tetapi dijejali makanan terlalu banyak.
Pada umur 7 hari, Anda bisa meningkatkan menu sajian dengan menambahkan sedikit voer dan BirdVit ke dalam kroto. Frekuensi pemberian pakan tetap dipertahankan 1 jam sekali, dengan porsi yang sedikit lebih banyak.
Variasi menu makin bertambah pada umur 15 hari, dengan pemberian ekstra fooding (EF) berupa jangkrik kecil (menu lama tetap dilanjutkan). Sebelum diberikan EF, semua kaki jangkrik harus dihilangkan, dan bagian kepalanya dipencet agar pipih sehingga mudah dikonsumsi anakan MB. Lebih baik lagi jika yang diberikan adalah anakan jangkrik yang masih lembut dan berwarna putih.
Pemberian voer dimaksudkan untuk membiasakan MB mengkonsumsi pakan tersebut di kemudian hari. Beberapa penangkar pernah menceritakan pengalamannya, ketika anakan MB hanya diloloh kroto selama 1 bulan, tanpa menu lainnya. Ternyata anakan tersebut gampang sakit, bahkan kedua kakinya terlihat pengkor.
Ini karena kroto mengandung protein tinggi, tetapi kandungan vitamin dan mineralnya tidak lengkap. Padahal, hanya itulah pakan yang dikonsumsi anakan MB. Itu sebabnya, dianjurkan untuk memberikan voer, juga jangan lupa BirdVityang mengandung multivitamin dan aneka mineral yang diperlukan bagi anakan MB.

Pemindahan ke sangkar gantung

Anakan MB belajar nangkring
Anakan MB Belajar Nangkring (Foto: Baban BF)
Kapan anakan MB mulai dipindahkan ke sangkar gantung? Lingkungan sangkar jelas sangat berbeda dari lingkungan sarang tempat anakan MB sebelumnya. Di dalam sangkar, burung akan menjumpai bahan-bahan yang lebih keras, seperti jeruji dan dasar sangkar, serta tenggeran.
Untuk itu, sebelum dipindahkan ke sangkar, pastikan anakan MB sudah mulai meloncat-loncat kuat di dalam boks sarang. Biasanya pada umur 10-11 hari, anakan MB sudah bisa meloncat-loncat, dan pada hari ke-15 mulai belajar terbang.
Agar tidak stres, sekaligus menghindari risiko cedera (terutama patah kaki yang kerap dialami anakan MB), bagian dasar sangkar harus tetap dilambari dengan bahan penyusun sarang. Jadi, kalau terjadi apa-apa, burung tetap aman dari risiko cedera.
Sediakan dua tenggeran yang dipasang secara sejajar, dengan jarak agak rapat, dalam posisi tidak terlalu tinggi dari dasar sangkar. Tenggeran sejajar akan membuat anakan MB belajar meloncar dari tenggeran yang satu ke tenggeran kedua.
Sebagai penutup tulisan ini, Om Kicau akan memperlihatkan dua video terkait dengan anakan MB. Video sebelah kiri pernah diunggah Om Kicau di youtube, tentang proses alami indukan MB ketika meloloh anaknya. Video sebelah kanan diunggah Om Toni Bajak Laut BBK, sekadar menunjukkan betapa murahnya proses meloloh burung (anak kecil pun bisa, he..he..).


Beberapa penyebab kegagalan dalam penangkaran kacer


Jumlah penangkar burung kacer di Indonesia sebenarnya jauh lebih sedikit daripada spesies burung berkicau lainnya, terutama lovebird, kenari, dan murai batu. Padahal jumlah kacer mania cukup banyak. Bahkan, bersama murai batu dan anis merah, kacer dianggap sebagai burung primadona yang harus ada dalam setiap lomba. Itu berarti penangkaran kacer memiliki prospek cerah.
kacer-sudah-jodoh
SEPASANG INDUK KACER YANG SUDAH BERJODOH (Foto: Amiexs Bird Farm)
Bagaimana cara menangkar burung kacer, Anda bisa menyimak kembali halaman Penangkaran Burung Kacer. Namun memang tidak mudah untuk menangkar burung ini. Kendala yang sering dihadapi adalah proses penjodohan: bagaimana membuat induk betina dan jantan mau dan cepat berjodoh.
Selain itu, sering pula terjadi kasus telur tidak menetas. Ada telur yang infertil (gabuk, telur yang tak dibuahi sel sperma), ada telur yang di awal pengeraman mengandung sel benih / embrio kemudian mati sebelum menetas, serta ada pula piyik yang baru beberapa jam menetas sudah mati.
Jika ditelusuri lebih jauh, berdasarkan pengalaman sejumlah penangkar dan literatur unggas, kegagalan tersebut (mulai dari masa penjodohan hingga telur menetas) disebabkan beberapa persoalan krusial tetapi sering luput dari perhatian kita.
Sedikitnya ada enam kemungkinan penyebab kegagalan dalam penangkaran kacer. Dalam hal ini, setiap penangkar bisa saja mengalami satu, dua, atau beberapa kemungkinan tersebut. Ok, silakan pencet item-item di bawah ini untuk melihat detailnya.
  1. Lingkungan di sekitar kandang terlalu ramai.
  2. Cuaca terasa panas.
  3. Induk jantan loyo.
  4. Betina yang ogah-ogahan.
  5. Asupan gizi yang tidak memadai.
  6. Jantan minta kawin saat betina sedang mengerami.
Sebagian besar materi ini juga dapat diterapkan pada jenis burung lain yang berada di kandang penangkaran. Penyesuaian bisa dilakukan terhadap jenis pakan dan ekstra fooding saja, yang tidak selalu sama antara jenis burung yang satu dan lainnya.
Dengan mengetahui detail penyebab yang lebih tepat, penangkar pun bisa mengambil tindakan secara lebih akurat. Semoga bermanfaat

Kamis, 22 November 2012

Yatim Piatu

http://www.facebook.com/aziz.mustofa.ghembel

Membangkitkan kembali breeding poksay jambul

Pada dekade 1990-an, burung poksay jambul atau white-crested laughing thrush (Garrulax leucolophus) masih banyak di pasaran. Sayangnya, burung ini kurang diminati karena suaranya yang kencang dan berisik sehingga bisa mengganggu burung lainnya. Sekarang poksay jambul justru banyak dicari karena kelangkaannya di pasaran. Bagaimana cara menangkar burung ini?
Sepasang poksay jambul

Perbedaan jantan dan betina

Poksay jambul termasuk burung monomorfik atau memiliki kemiripan bentuk antara burung jantan dan betina. Namun, berdasarkan pengalaman sejumlah penangkar, poksay jambul betina memiliki jambul yang lebih pendek dan lebih kecil daripada burung jantan.

Makanan

Makanan utama poksay jambul hampir sama dengan burung pengicau lainnya, yaitu buah-buahan dan serangga. Di alam bebas, mereka juga sering memburu kadal kecil.

Tips penangkaran

Poksay Jambul
Anakan poksay jambul di penangkaran
Untuk menangkar poksay jambul diperlukan kandang penangkaran dengan ukuran minimal 2 m x 1 m x 2m. Lebih baik lagi jika kandang penangkaran berukuran besar, misalnya 4 m x 2 m x 4m. Di dalam kandang bisa ditanami / diletakkan pohon dengan ranting yang rimbun seperti pohon beringin, dan sebagainya.
Tempat sarang bisa menggunakan tempat sarang yang terbuat dari rotan. Tempatkan beberapa wadah sarang di beberapa lokasi di dalam kandang, misalnya di ranting pohon, digantung di tembok, dan ditaruh di tempat terbuka. Tujuannya agar burung bisa memilih sendiri sarang yang ingin igunakannya sebagai tempat bertelur.
Setelah burung memilih salah satu tempat sarang, maka tempat sarang yang lainnya bisa disingkirkan. Sediakan beberapa bahan untuk membuat sarang seperti daun bambu, cemara, serat nanas, ijuk, ranting kering, dan bahan lainnya yang diperlukan. Bahan-bahan ini bisa dibeli di toko pakan dan perlengkapan burung.
Anakan Poksay Jambul
Anakan poksay jambul
Induk betina rata-rata bisa bertelur sebanyak 2-4 butir, yang akan dierami selama 12-17 hari. Jika sudah menetas, piyik akan berkembang cepat dan umumnya menjadi trotolan pada usia 14-16 hari. Masa penyapihan sekitar umur 35-45 hari.
Selama masih diloloh induknya hingga dewasa, anakan ini harus selalu diberi jangkrik dan ulat hongkong setiap pagi dan sore harinya.
Om dan Tante juga bisa mempelajari kembali artikel Sukses menangkar poksay hongkong, untuk mengadopsi beberapa tips penangkaran burung poksay hongkong yang masih merupakan kerabat dekat poksay jambul.

Fakta mengenai poksay jambul

  • Ada sekitar 50 spesis yang memiliki hubungan kekerabatan dengan poksay jambul, termasuk poksay hitam-putih asal Sumatera (Garrulax bicolor). Namun kicauan poksay hitam putih kurang bervariasi alias monoton.
    Poksay hitam-putih asal Sumatera
  • Kaki poksay jambul sangat kuat, tetapi cara terbangnya justru terlihat lemah. Jika terbang dalam jarak jauh, mereka harus melakukannya bersama kelompok besanyr (mencapai 100 ekor atau lebih).
  • Burung ini memiliki bulu yang sangat halus dengan sayap dan kaki yang pendek.
  • Poksay jambul termasuk jenis burung yang aktif dan memiliki kebiasaan melompat.
  • Di habitat aslinya, burung ini membangun sarang mereka dengan jarak dua meter dari tanah. Bahan utama pembuatan sarang mereka adalah daun bambu.
  • Musim kawin terjadi sejak Maret hingga Agustus, tetapi dalam kandang penangkaran bisa berkembang biak sepanjang tahun (burung yang produktif).
Semoga bermanfaat.

Mengatur kondisi birahi cucak hijau

Cucak hijau sering dianggap sebagai burung petarung (fighter), meski sebenarnya ia tidak memiliki tipe sebagaimana dimiliki kacer, murai batu, dan tledekan. Kalau watak petarung itu muncul, sebenarnya ini lebih disebabkan kondisi birahinya sudah mencapai level tertinggi, atau sering disebut over birahi (OB). Hal ini bisa karena pemberian ekstra fooding yang berlebihan, tetapi lebih sering akibat melihat burung sejenis sehingga naluri untuk menjaga wilayah teritorialnya muncul.
Kondisi OB justru tidak baik bagi cucak hijau, sehingga penampilannya tidak bisa maksimal dalam lomba. Mengenai hal ini, Om Kicau tertarik sekali dengan artikel yang diturunkan Tabloid Agrobur No 654, yang menjelaskan secara detail mengenai “Cara Menurunkan Cucak Hijau Over Birahi ala Fredy’s Bird Shop”. Om Kicau ingin menggabungkan penjelasan Fredy, yang sejumlah gacoan cucak ijonya dibawa pelomba dan moncer di lintas blok, dengan karakter dasar dan kebiasaan cucak ijo (CI) di habitat aslinya.

Kebiasaan di habitat asli

Cucak Ijo
CUCAK HIJAU: BIRAHI SERING TAK STABIL
Seperti diketahui, cucak hijau (Chloropsis sonnerati) merupakan keluarga cucak-cucakan yang mukim di hutan-hutan dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian hingga 1.000 meter dari permukaan laut (dpl). Cucak hijau merupakan burung endemik Indonesia dan Malaysia, karena wilayah penyebarannya hanya ada di Semenanjung Malaya, Sumatera dan pulau-pulau di sekitarnya, Kalimantan termasuk Pulau Natuna, Jawa dan Bali.
Di alam bebas, mereka juga memiliki organisasi sosial tersendiri di mana dalam kelompoknya hanya ada satu pejantan yang menjadi pemimpin (jantan-dominan). Dialah yang memiliki suara paling bagus, dan tidak dimiliki oleh pejantan lain yang merupakan jantan-subordinat maupun burung betina. Pemimpin inilah yang selalu siap menjaga wilayah teritorialnya, jika ada gangguan dari kelompok lain dari burung sejenis (kelompok cucak hijau lainnya).
Organisasi sosial ini sudah menjadi karakter dasar dari cucak hijau. Meski seekor cucak hijau menetas dari telur-telur yang dihasilkan di dalam kandang penangkaran, karakter dasar itu tidak hilang dengan sendirinya. Inilah yang disebut basic instinc, atau insting dasar yang dimiliki cucak hijau. Masalah ini pernah dibahas Om Kicau dalam artikel Hormon Testosteron: Pemicu Revolusi Perawatan Burung Kicauan.
Persoalannya, di kandang penangkaran tak ada yang namanya jantan-dominan dan jantan-subordinat, jika induk-induk jantan hidup berpasangan dengan induk betina dalam kandang terpisah. Semua induk jantan akan menjadi jantan-dominan, yang memiliki kemampuan berkicau lebih baik daripada jantan-subordinat.
Begitu pula jika cucak hijau dipelihara dalam sangkar. Berapapun jumlahnya, sepanjang dipelihara dalam sangkar berbeda, semuanya akan berlomba-lomba menjadi jantan-dominan. Dalam konteks inilah kita bisa mengerti, bagaimana belasan atau puluhan cucak hijau ketika berlaga di arena lomba, semuanya akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Dalam rangka apa? Ya, tentu dalam rangka mendapatkan predikat sebagai jantan-dominan yang menjadi insting dasarnya. Masing-masing cucak ijo tidak mau ada burung sejenis yang berkicau lebih baik darinya. Ia pun terus berkicau seolah-olah ingin menjaga wilayah teritorialnya.
Jangankan melihat burung sejenis, melihat apalagi mendengar kicauan beberapa jenis burung yang lain pun cucak ijo sering “marah”. Kemarahan itu ditandai dengan birahinya yang meningkat, mengeluarkan tembakan-tembakan, bahkan jambulnya ngentrok. Dalam kondisi normal, justru itulah yang diharapkan dari cucak ijo, terutama di arena lomba. Tetapi kalau sampai over birahi (OB), ini yang bahaya, karena CI bisa macet bunyi.
Menurut pengalaman Fredy, sebaiknya CI bukan hanya jangan didekatkan dengan sesama cucak hijau, tetapi juga jangan didekatkan dengan burung cucak jenggot, kapak tembak, anis merah, bahkan burung gereja, karena akan membuat birahinya memuncak sehingga menjadi OB. Pemilik harus pandai-pandai melihat kebiasaan cucak ijo ketika didekatkan dengan burung lain seperti disebutkan di atas.

Dampak OB pada cucak hijau

Selain faktor keberadaan burung lain, OB juga sering disebabkan setelan ekstra fooding (EF) yang terlalu tinggi. Jika porsi pemberian EF terlalu berlebihan, CI pasti mengalami OB. Mau tidak mau birahinya harus distabilkan dulu, dan ini membutuhkan ketelatenan dan waktu yang tidak singkat.
Cucak hijau dikatakan mengalami OB jika menunjukkan beberapa perilaku ganjil. Misalnya, dari semula tenang berubah menjadi galak, sering meloncat kesana-kemari dalam sangkar seperti hendak mengejar musuhnya. Selain itu, dalam banyak kasus, lidahnya sering menjulur atau melet-melet.
Kalau hal ini sampai terjadi, hendaknya cucak hijau jangan diikutkan dalam lomba, karena hasilnya bakal percuma: burung tidak bisa tampil maksimal. Lebih baik distabilkan dulu birahinya. Bagaimana caranya?
“Bila sudah terkena OB, hendaknya penanganan yang pertama adalah mengganti menu pisang dengan papaya. Kemudian, porsi jangkrik diturunkan menjadi 1×1 pagi-sore. Frekuensi mandi juga dinaikkan menjadi dua kali sehari, pagi-sore. Tetapi porsi jemur harus dikurangi menjadi maksimal 30 menit per hari. Ulat bumbung bisa juga dipakai sebagai solusi untuk menurunkan OB, dan bisa diberikan 2-3 ekor setiap hari selama 3-5 hari,” ujarnya.
Setelah birahi menurun, biasanya cucak ijo menjadi sedikit drop. Ini hal yang biasa, dan tak perlu cemas. Untuk membangkitkan kembali mentalnya, burung digenjot secara pelan-pelan menggunakan setelan standar. Misalnya, mandi diubah menjadi dua hari sekali, porsi jangkrik mulai dinaikkan hingga 2×2 pagi-sore, setelah itu baru dikembalikan lagi ke setelan semula yang biasa dilakukan pemilik terhadap cucak ijo sebelum mengalami OB.
Upaya menurunkan OB pada cucak hijau menjadi sia-sia ia masih didekatkan dengan sesama cucak ijo, atau dengan burung lain yang bakal memancing birahinya kembali. Karena itu, Fredy hanya berpesan bahwa kunci sukses dalam perawatan CI menjelang lomba adalah bagaimana mengatur tingkat birahinya supaya pas saat berlaga di arena, baik melalui setelan rawatan maupun menjauhkan cucak hijau dari burung lain yang bisa membangkitkan lagi birahinya.
Semoga bermanfaat.

Ajak jalan-jalan, kunci pleci cepat buka paruh

Sudah banyak informasi yang beredar di kalangan penggemar burung pleci tentang perawatan harian dan segala hal yang berkaitan tentang burung pleci kacamata ini. Jadi saya anggap Anda sudah mengerti semua mengenai bagaimana perawatan hariannya. Artikel kali ini ingin fokus kepada tips mengatasi pleci yang cuma ngeriwik saja di rumah, dan malas buka paruh.
Di alam bebas, pleci hidup berkoloni dan gemar berpetualang. Dalam sehari, kawanan burung ini mampu mengunjungi lebih dari 30 tempat untuk mencari makanan.
Melihat kebiasaan ini, maka seringlah mengajak pleci Anda jalan-jalan ke tempat yang baru, misalnya sesekali dibawa ke tempat kerja (kalau tidak dilarang bos, tentunya), ke kafe atau restoran taman, dan sebagainya.
Lebih baik lagi jika Anda bersama plecimania lainnya berkumpul di suatu tempat, sambil membawa momongan masing-masing. “Tradisi” seperti ini pun kerap dilakukan komunitas penggemar pleci di negara-negara tetangga.
Dengan kata lain, performa pleci akan menjadi lebih baik jika mereka makin sering bergerak, dan bukan sekadar menetap di satu lokasi (misalnya hanya di rumah). Bahkan pleci yang bagus pun jika hanya digantung di rumah tidak akan mencapai top form. Alasannya, pleci tidak seperti burung teritorial yang suka menetap di suatu lokasi seperti halnya ciblek, murai batu, dan kacer.
Seperti dijelaskan di atas, pleci hidup berkoloni dan suka berpindah-pindah tempat. Setiap kali berhenti di satu tempat, mereka akan menyantap makanan, berkicau, dan akan sering membuka paruhnya dengan maksud ingin mempertahankan koloninya agar tidak bercerai-berai. Mereka akan saling mengkonfirmasi keberadaan masing-masing dalam koloni tersebut.
Pleci
Pleci yang baik tetap buka paruh meski sendirian di rumah.
Jika ngeriwik terus, segera carikan teman baru.

Sering diajak ke arena latber atau lomba

Sekiranya solusi di atas agak merepotkan Anda, misalnya bos tidak mengizinkan, atau belum menemukan plecimania terdekat, Anda bisa juga mengajak momongan mungil ini jalan-jalan di arena latber atau lomba, khususnya ketika panitia membuka kelas pleci.
Setidaknya seminggu sekali pleci dibawa ke lapangan. Apabila Anda menganggap momongan ini belum layak ikut lomba, jangan khawatirkan bakal ngedrop atau stres seperti halnya burung murai atau kacer. Sebab pleci bukanlah burung teritorial, atau burung penjaga wilayah. Burung teritorial bisa dikelompokkan sebagai burung fighter, sedangkan pleci tidak termasuk yang itu.
Mungkin, ketika dibawa ke arena latber atau lomba, pleci akan merasa terintimidasi. Tetapi hal itu tidak akan berlangsung lama. Jika kualitasnya memang bagus, biasanya dalam pertemuan awal pleci akan langsung membalas komunikasi dari koloni yang ada di arena lomba, dengan cara berkicau keras sambil membuka paruhnya.
Nah, begitu pleci dibawa pulang ke rumah, di sinilah kesabaran Anda akan diuji. Sebab, banyak juga pleci yang baru pertama kali dibawa latberan langsung buka paruh, tetapi begitu di rumah cuma ngeriwik saja setiap hari seperti biasanya.
Kalau itu menimpa pleci Anda, solusinya adalah segera mencarikan teman baru untuknya. Pleci baru digantang setiap pagi di bawah pohon, dengan jarak agak berjauhan agar mereka bisa saling berkomunikasi. Semoga bermanfaat.