Sabtu, 24 November 2012

Beberapa penyebab kegagalan dalam penangkaran kacer


Jumlah penangkar burung kacer di Indonesia sebenarnya jauh lebih sedikit daripada spesies burung berkicau lainnya, terutama lovebird, kenari, dan murai batu. Padahal jumlah kacer mania cukup banyak. Bahkan, bersama murai batu dan anis merah, kacer dianggap sebagai burung primadona yang harus ada dalam setiap lomba. Itu berarti penangkaran kacer memiliki prospek cerah.
kacer-sudah-jodoh
SEPASANG INDUK KACER YANG SUDAH BERJODOH (Foto: Amiexs Bird Farm)
Bagaimana cara menangkar burung kacer, Anda bisa menyimak kembali halaman Penangkaran Burung Kacer. Namun memang tidak mudah untuk menangkar burung ini. Kendala yang sering dihadapi adalah proses penjodohan: bagaimana membuat induk betina dan jantan mau dan cepat berjodoh.
Selain itu, sering pula terjadi kasus telur tidak menetas. Ada telur yang infertil (gabuk, telur yang tak dibuahi sel sperma), ada telur yang di awal pengeraman mengandung sel benih / embrio kemudian mati sebelum menetas, serta ada pula piyik yang baru beberapa jam menetas sudah mati.
Jika ditelusuri lebih jauh, berdasarkan pengalaman sejumlah penangkar dan literatur unggas, kegagalan tersebut (mulai dari masa penjodohan hingga telur menetas) disebabkan beberapa persoalan krusial tetapi sering luput dari perhatian kita.
Sedikitnya ada enam kemungkinan penyebab kegagalan dalam penangkaran kacer. Dalam hal ini, setiap penangkar bisa saja mengalami satu, dua, atau beberapa kemungkinan tersebut. Ok, silakan pencet item-item di bawah ini untuk melihat detailnya.
  1. Lingkungan di sekitar kandang terlalu ramai.
  2. Cuaca terasa panas.
  3. Induk jantan loyo.
  4. Betina yang ogah-ogahan.
  5. Asupan gizi yang tidak memadai.
  6. Jantan minta kawin saat betina sedang mengerami.
Sebagian besar materi ini juga dapat diterapkan pada jenis burung lain yang berada di kandang penangkaran. Penyesuaian bisa dilakukan terhadap jenis pakan dan ekstra fooding saja, yang tidak selalu sama antara jenis burung yang satu dan lainnya.
Dengan mengetahui detail penyebab yang lebih tepat, penangkar pun bisa mengambil tindakan secara lebih akurat. Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar